Secara umum tipe hutan di kawasan TN Alas Purwo merupakan hutan hujan dataran rendah yang dipengaruhi oleh angin musim. Ciri – ciri hutan musim hujan masih terlihat dengan adanya
Selain Bambu Manggong, terdapat tumbuhan langka dan khas di wilayah ini, yaitu Sawo Kecik (Manilkara kauki). Berdasarkan hasil inventarisasi dan penomoran pohon Sawo Kecik tahun 1993 terdapat 449 batang tingkat pohon dan 11.024 batang tingkat anakan. Sawo Kecik tumbuh secara alami tersebar tidak merata sepanjang pantai Selatan mulai dari Parang Ireng sampai dengan Parang Gedek seluas 82,45 Ha dan pantai Timur dimulai dai Payaman sampai Bringin 24 Ha.
Salah satu flora khas Taman Nasional Alas Purwo yang tingginya bisa mencapai 30 meter. Tajuk tebal, hampir bulat dengan daun berbentuk bulat telur dan berkelompok pada ujung ranting. Sawo kecik merupakan tanaman berumah dua yang penyerbukkannya harus berasal dari 2 jenis tanaman yang berbeda. Banyak ditemukan di sepanjang jalur dari Pancur menuju Plengkung terutama di daerah Parang Ireng.
Ketapang (Terminalia catappa Linn)
Kepuh (Sterculia foetida Wall)
Pohon Kepuh memiliki daun majemuk menjari, beranak daun tujuh dengan bunga berupa malai yang berwarna merah menyala dan berbau busuk. Buahnya termasuk buah bumbung dengan ujung berbentuk paruh, pada saat tua berwarna coklat serta mudah pecah yang akan menyemburkan biji-bijinya yang berwarna hitam.
Bambu Manggong (Gigantochloa manggong)
Flora maskot Kabupaten Banyuwangi ini biasanya hidup di lembah dan lereng dekat dengan aliran air. Dicirikan dengan batang berwarna hijau basah dan tidakberduri, batang atas lebih besar dari pada batang bawah dan jika sudah berbunga satu rumpun akan mati semua namun bunga yang jatuh akan membentuk rumpun baru.
Gebang (Corypha utan Lamk)
Gebang termasuk dalam famili Palmae yang tumbuh lambat dan pada umur 30 atau kadang – kadang 60 tahun baru berbunga. Pohon ini memiliki keunikan, yaitu akan mati bila sudah berbunga.
Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
Tumbuhan ini biasanya ditemukan menempel pada pohon karena memiliki batang memanjat atau melata dan akar lekat. Bulir buah berbentuk silinder dan berwarna merah cerah (tua) dengan panjang ± 4 cm. dan biasa digunakan sebagai campuran untuk obat sakit gigi, cuci luka, obat kumur untuk sariawan, peluruh air seni, peluruh kentut, peluruh keringat, penurun panas, pereda kejang, demam, pegal linu, gangguan pencernaan, tolak angin, galian singset dan galian remaja. Jika ditumbuk halus bersama Pulosari dan benggle dapat digunakan sebagai olesan perut untuk wanita yang sedang nifas. Dapat hidup di ketinggian 0 – 600 m dpl, tumbuh baik melilit pada pohon mahoni, johar dan akasia. Biasa dijumpai di sekitar Pos Rowobendo hingga Ngagelan.
Rotan (Calamus sp)
Tumbuhan menjalar ini menyerupai bambu, hanya merupakan batang masif. Biasa digunakan oleh masyarakat sebagai bahan
Nyamplung (Calophyllum inophyllum)
Tumbuhan pantai tipe Barringtonia ini memiliki biji yang terbungkus tempurung dan biasa digunakan sebagai manik – manik atau hiasan, berdaun tebal dengan percabangan yang banyak. Terdapat di sepanjang hutan Marengan yang merupakan hutan pantai.
No comments:
Post a Comment